MANADO - Tagline Kota Manado Cerdas ternyata benar-benar menjadi motivasi tersendiri bagi warganya.
Seperti halnya yang dilakukan oleh keluarga Hanný kandouw dengan ikut memberikan sumbangsih pembangunan kota Manado lewat prestasi pendidikan anak mereka dengan menjadi utusan lomba Matematika tingkat internasional.
Hillary Kandou menjadi wakil mewakili Indonesia di ajang World Mathematics Invitational (WMI) 2018 tingkat grade 1 di Korea Selatan pada 14 Juli 2018.
Hilary gadis kelahiran Bandung, 18 Desember 2010 ini, terbilang luar biasa buat anak seumurannya.
Putri sulung pasangan Hanny Kandou dan Eugenia Agustina yang masih duduk di kelas 1 Sekolah Dasar Manado Independent School (MIS) ini. Ia berhasil menyingkirkan ribuan kontestan dari seluruh penjuru tanah air.
"Benar, putri kami Hillary Karenina Kandou, yang kemarin baru lulus Grade 1 elementary di Manado Independent School (MIS), yah naik ke kelas 2 Sekolah Dasar istilahnya, akan membawa nama bangsa Indonesia ke ajang World Mathematics Invitational (WMI) 2018 di Yonsei University, Incheon Korea Selatan pada 14 Juli 2018," ujar Hanny Kandou, papa tercinta Hillary Kandouw, Kamis (21/06/2018).
Seperti halnya yang dilakukan oleh keluarga Hanný kandouw dengan ikut memberikan sumbangsih pembangunan kota Manado lewat prestasi pendidikan anak mereka dengan menjadi utusan lomba Matematika tingkat internasional.
Hillary Kandou menjadi wakil mewakili Indonesia di ajang World Mathematics Invitational (WMI) 2018 tingkat grade 1 di Korea Selatan pada 14 Juli 2018.
Hilary gadis kelahiran Bandung, 18 Desember 2010 ini, terbilang luar biasa buat anak seumurannya.
Putri sulung pasangan Hanny Kandou dan Eugenia Agustina yang masih duduk di kelas 1 Sekolah Dasar Manado Independent School (MIS) ini. Ia berhasil menyingkirkan ribuan kontestan dari seluruh penjuru tanah air.
"Benar, putri kami Hillary Karenina Kandou, yang kemarin baru lulus Grade 1 elementary di Manado Independent School (MIS), yah naik ke kelas 2 Sekolah Dasar istilahnya, akan membawa nama bangsa Indonesia ke ajang World Mathematics Invitational (WMI) 2018 di Yonsei University, Incheon Korea Selatan pada 14 Juli 2018," ujar Hanny Kandou, papa tercinta Hillary Kandouw, Kamis (21/06/2018).
Hanny Kandou mengaku sejak usia balita Ia sudah melihat bakat dan kecerdasan putri sulungnya ini.
"Dari kecil so kelihatan depe kecerdasan, depe mama didik pa dia pake pola tradisional (red : Dari kecil sudah kelihatan kecerdasannya, Mamanya mendidiknya dengan pola tradisional)," ungkap penggemar olahraga ekstrim Paragliding ini dalam dialek Manado.
Lanjutnya, pola pendidikan yang didapat di bangku sekolahnya dulu juga dia berikan ke putri sulungnya.
"Tapi kita pake pola yang kita dapat waktu sekolah di Don Bosco. Anak cerdas depe cara didik harus mengalir. Nda boleh paksa sama anak cerdas, karena kwa tu anak so tau sebenarnya apa dia mo beking. (red : Tapi saya pake pola yang saya dapat ketika sekolah di Don Bosco dulu. Cara mendidik anak cerdas harus mengalir. Tidak boleh dipaksa, karena sebenarnya dia sudah tahu apa yang mau dia buat)," jelas Hanny Kandou lagi sembari mensyukuri atas prestasi yang diraih putrinya.
Terkait persiapan menuju Korea Selatan, menurut Hanny Kandou, Ia bersama istri hanya menambah waktu kebersamaan.
"Tidak ada persiapan khusus, tetap seperti biasa. Kami tidak mau membebani anak. Kami hanya memberikan dukungan moral dengan memberikan waktu kebersamaan lebih dari biasanya. Di waktu kebersamaan, kami lebih banyak ke problem solvingnya. Ini lomba matematika. Karena dalam mempelajari konsep matematika yang baru harus didasari konsep-konsep yang sebelumnya. Mempelajari konsep B yang mendasari konsep A, seorang harus memahami dulu konsep A tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Artinya, matematika ini harus bertahap, dan berkaitan dengan konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Jadi lebih ke problem solving," beber Hanny Kandou.
"Dari kecil so kelihatan depe kecerdasan, depe mama didik pa dia pake pola tradisional (red : Dari kecil sudah kelihatan kecerdasannya, Mamanya mendidiknya dengan pola tradisional)," ungkap penggemar olahraga ekstrim Paragliding ini dalam dialek Manado.
Lanjutnya, pola pendidikan yang didapat di bangku sekolahnya dulu juga dia berikan ke putri sulungnya.
"Tapi kita pake pola yang kita dapat waktu sekolah di Don Bosco. Anak cerdas depe cara didik harus mengalir. Nda boleh paksa sama anak cerdas, karena kwa tu anak so tau sebenarnya apa dia mo beking. (red : Tapi saya pake pola yang saya dapat ketika sekolah di Don Bosco dulu. Cara mendidik anak cerdas harus mengalir. Tidak boleh dipaksa, karena sebenarnya dia sudah tahu apa yang mau dia buat)," jelas Hanny Kandou lagi sembari mensyukuri atas prestasi yang diraih putrinya.
Terkait persiapan menuju Korea Selatan, menurut Hanny Kandou, Ia bersama istri hanya menambah waktu kebersamaan.
"Tidak ada persiapan khusus, tetap seperti biasa. Kami tidak mau membebani anak. Kami hanya memberikan dukungan moral dengan memberikan waktu kebersamaan lebih dari biasanya. Di waktu kebersamaan, kami lebih banyak ke problem solvingnya. Ini lomba matematika. Karena dalam mempelajari konsep matematika yang baru harus didasari konsep-konsep yang sebelumnya. Mempelajari konsep B yang mendasari konsep A, seorang harus memahami dulu konsep A tidak mungkin orang itu memahami konsep B. Artinya, matematika ini harus bertahap, dan berkaitan dengan konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Jadi lebih ke problem solving," beber Hanny Kandou.
Saat ditanya tentang persiapan dana dan dukungan pemerintah daerah, Hanny Kandou mengaku hingga kini masih mempersiapkan mandiri.
"Sejauh ini, segala persiapan biaya masih mandiri. Anak saya bersekolah di Manado Independent School (MIS) yang letaknya di Kabupaten Minahasa Utara. Dari Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara, khususnya Dinas Pendidikan belum ada komunikasi apapun. Kalau ada dukungan yah terimakasih, karena nama sekolah, nama daerah daerah dan nama negara di pundak anak saya. Kalaupun tidak ada, kami sebagai orangtua tetap berupaya, demi prestasi anak kami," kunci Hanny Kandou.
Ini sederet prestasi Hillary yang berhasil dirangkum Celebesnews.id ;
1. Best in civic, RME, IT, reading and most inquisitive.
2. Honor medal as the first rank in her grade (ranking 1 dari seluruh kelas 1 di sekolah), dan
3. Gold Winner untuk pertandingan matematika tingkat nasional.
Prestasi yang terakhir ini yang berhasil membawa langkah Hillary pada tanggal 14 Juli 2018 menapakan kaki di Seoul, Korea Selatan membawa nama Indonesia di ajang World Mathematics Invitational (WMI) 2018 yang digelar di salah satu Universitas terbaik di dunia, Yonsei University.
Untuk informasi, World Mathematics Invitational (WMI) adalah kompetisi internasional pertama yang didirikan di Taiwan tahun 2013 oleh Mr. Kun-Lung Tsai, presiden Kelompok Pendidikan dan Kebudayaan Olimpiade, dan Mr. Quan Lam, profesor di University of California, Berkeley.
WMI mengumpulkan lembaga dan organisasi di seluruh dunia yang membuat upaya dalam mempromosikan dan mempopulerkan matematika, yakni dari Amerika Serikat, China, Taiwan, Korea, Thailand, Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Nigeria, Hong Kong, Makao, dan Iran yang memberikan dorongan untuk pendidikan matematika dan popularisasi. Teman-teman baru dari Inggris, Bulgaria, India , Kazakhstan, Kamboja, dan Myanmar berpartisipasi WMI 2018.
WMI adalah kompetisi yang komprehensif. Siswa dari TK hingga SMA dapat berpartisipasi dalam kompetisi ini. Kompetisi (final) diadakan di berbagai negara setiap tahun. Salah satu tradisi WMI adalah mengundang siswa dari seluruh dunia untuk melakukan proyek penelitian mengenai matematika. Konten yang dipilih akan disiarkan selama kompetisi.
Dari 2013 hingga 2018, kompetisi (final) diadakan di Seoul, Korea; Taipei, Taiwan; Guilin, Cina; Kuala Lumpur, Malaysia; Kota Ho Chi Minh, Vietnam, dan Seoul, Korea.
WMI tidak hanya memberikan siswa yang berbakat matematika kesempatan untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional, tetapi juga memungkinkan dunia untuk menyaksikan kemampuan kompetitif mereka.
Melalui interaksi dengan siswa yang mencintai matematika lainnya yang mewakili negara mereka, siswa dapat memperluas pandangan dunia mereka, mengalami budaya yang berbeda, dan dengan demikian cakrawala mereka serta masa depan mereka akan diperluas.
Sejak 2017, WMI Mini Math Creative Competition didirikan untuk mendorong lebih banyak siswa untuk menyampaikan matematika melalui kreativitas.
WMI adalah kompetisi terbuka dan adil. Semua makalah ujian dinilai oleh pelatih dari berbagai negara dan wilayah. Komite Masalah WMI berusaha keras dalam merancang masalah yang inovatif dan luar biasa.(Obe)