Manado, - DPD Gerindra Sulut terkesan kurang persiapan saat gelar deklarasi mengusung bakal calon presiden.
Terbukti saat Ketua Gerindra Sulut Ir.Conny Lolita Rumondor membacakan deklarasi dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon Presiden, Rabu (17/11).
Ketua Partai Gerindra Sulut, Conny Rumondor membacakan pangkat terakhir Prabowo Subianto adalah seorang purnawiran Mayor Jendral yang seharusnya purnawirawan Letnan Jenderal.
Saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Conny Rumondor mengakui ada kesalahan redaksi.
"Ada salah redaksi dan yang penting tidak salah nama," tulis Conny saat dikonfirmasi melalui Whatsapp, Jumat (19/11).
Diketahui, Prabowo Subianto mengawali karier militernya di TNI Angkatan Darat pada tahun 1974 sebagai seorang Letnan Dua setelah lulus dari Akademi Militer di Magelang.
Puncaknya ia menjadi orang nomor satu di Kopassus pada tahun 1996-1998.
Karier militernya terus meningkat menjadi Panglima Kostrad pada tahun 1998.
Namun tidak lama di Kostrad karena situasi politik nasional, maraknya demonstrasi dan lengsernya Presiden Soeharto.
Pada tahun yang sama, dia digeser menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI.
Di sini pun dia hanya menjabat sebentar, lalu meninggalkan panggung karier militer sebagai purnawirawan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.(***/Obe)
Terbukti saat Ketua Gerindra Sulut Ir.Conny Lolita Rumondor membacakan deklarasi dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon Presiden, Rabu (17/11).
Ketua Partai Gerindra Sulut, Conny Rumondor membacakan pangkat terakhir Prabowo Subianto adalah seorang purnawiran Mayor Jendral yang seharusnya purnawirawan Letnan Jenderal.
Saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Conny Rumondor mengakui ada kesalahan redaksi.
"Ada salah redaksi dan yang penting tidak salah nama," tulis Conny saat dikonfirmasi melalui Whatsapp, Jumat (19/11).
Diketahui, Prabowo Subianto mengawali karier militernya di TNI Angkatan Darat pada tahun 1974 sebagai seorang Letnan Dua setelah lulus dari Akademi Militer di Magelang.
Puncaknya ia menjadi orang nomor satu di Kopassus pada tahun 1996-1998.
Karier militernya terus meningkat menjadi Panglima Kostrad pada tahun 1998.
Namun tidak lama di Kostrad karena situasi politik nasional, maraknya demonstrasi dan lengsernya Presiden Soeharto.
Pada tahun yang sama, dia digeser menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI.
Di sini pun dia hanya menjabat sebentar, lalu meninggalkan panggung karier militer sebagai purnawirawan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.(***/Obe)
%20(10).jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
