.jpeg)
SULUT - Adanya upaya menggagalkan Christiany Eugenia Paruntu (CEP) atau juga disapa Tetty Paruntu untuk maju sebagai calon ketua Golkar Sulut periode 2025-2030 dengan alasan melanggar Aturan partai.
Dimana segelintir figur yang mencoba berkompetisi dengan Tetty Paruntu menggunakan aturan Partai Golkar dalam BAB IX pasal 66 ayat 1 tertulis Ketua DPD Provinsi, Kabupaten/Kota, Ketua Pimpinan Kecamatan dan Ketua Pimpinan Desa/Kelurahan atau sebutan lainnya dapat menjabat selama dua periode baik berturut-turut maupun tidak berturut-turut.
Menanggapi ini, Sekretaris DPD Golkar Sulut Raski Mokodompit menyatakan perhitungan yang dipakai keliru.
Raski menjelaskan, kepemimpinan Tetty Paruntu sebagai ketua partai Golkar Sulut baru dua tahun empat bulan dan 1 periode penuh.
"Belum terhitung dua periode,"tegas Raski,Minggu (01/06/2025).
Dijelaskan Raski, Kepemimpinan Tetty Paruntu sebagai ketua Golkar Sulut pada periode awal hanya melanjutkan setengah periode Almarhum Stevanus Vreeke Paruntu melalui Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) pada bulan oktober 2017 silam.
"Dilanjutkan Musda reguler sesuai jadwal DPP di Februari 2020. Artinya baru 2,4 Tahun menjadi ketua melanjutkan kepemimpinan Alm. SVR, kemudian terpilih lagi dalam Musda reguler 2020-2025,"tegas Raski.
Lanjut kata Raski, mengacu dengan AD/ART Keputusan Munas X Partai Golkar Tahun 2019, maka Tetty Paruntu berhak untuk kembali dicalonkan sebagai ketua partai Golkar Sulut.
"Bagian kedua tentang Kepemimpinan Pasal 24 ayat 4 berbunyi Dewan Pimpinan Daerah Provinsi memegang jabatan selama 5 (lima) tahun terhitung sejak ditetapkan dalam Musda Provinsi,"ucap Raski.
Sementara itu, Tetty Paruntu menegaskan dirinya akan maju kembali sebagai ketua partai golkar Sulut,"ungkap Tetty Paruntu.(Obe)
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
